Senin, 13 April 2015

INFLASI

PENGERTIAN INFLASI

Inflasi adalah suatu kecenderungan meningkatnya tingkat harga umum secara terus menerus sepanjang waktu. Dari definisi tersebut ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan inflasi, yaitu :
·         Kenaikan harga
·         Bersifat umum
·         Berlangsung secara terus menerus
Dengan kata lain, Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu, inflasi adalah suatu proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi/rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menujukkan inflasi. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga ) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

Contoh dari inflasi :
1.     Kenaikan harga BBM. Di Indonesia sering sekali terjadinya kenikan harga BBM dari waktu ke waktu. Kenaikan harga BBM juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan dari masyarakat (konsumen) dan rendahnya persediaan BBM teersebut. Selain itu, kenaikan harga BBM dipicu oleh naiknya harga minyak dunia. Tingginya harga minyak dunia membuat beban pemerintah untuk memberikan subsidi minyak semakin bertambah. Sebenarnya untuk mengantisipasi masyarakat kesulitan membeli BBM dengan harga tinggi, pemerintah menyediakan subsidi BBM kepada masyarakat. Namun jika minyak dunia meningkat maka subsidi juga meningkat. Jika pemberian subsidi tersebut menurut pemerintah membuat APBN membengkak maka solusi terakhir dari pemerintah adalah menaikkan harga BBM di masyarakat
2.      Turunnya nilai rill kekayaan masyarakat. Nilai rill yang dimaksud adalah nilai tukar kekayaan yang dimiliki seseorang dalam bentuk kas, seperti uang. Saat ini inflasi terjadi nilai tukar uang akan akan menurun. Misalnya uang Rp.50.000 semula dapat dibelikan 10 kg beras dengan harga Rp.5000/Kg beras, setelah terjadi inflasi 5 tahun kemudian dengan uang Rp. 50.000 hanya dapat dibelikan 5 kg bras karena harga beras naik menajdi Rp. 10.000/kg beras.


DAMPAK INFLASI
Inflasi tidak selalu menimbulkan kerugian, tetapi inflasi juga menimbulkan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu, contoh :
·         Bagi para pedagang, inflasi dijadikan sebagai kesempatan untuk mempermainkan harga dengan cara menaikkan harga untuk memperoleh keuntungan yang besar.
·         Bagi para orang-orang atau perusahaan yang selalu mengadakan spekulasi, mereka akan menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya saat terjadi inflasi
·         Bagi para peminjam terjadinya inflasi tidak mempengaruhi jumlah pinjamannya jika peminjaman terjadi sebelum inflasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DALAM  PEREKONOMIAN SUATU NEGARA
1.      Suku Bunga
Suku bunga merupakan factor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dengan pinjaman modaltersebut maka ia akan melakukan investasi

2.      Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat Negara(nasional) PDRB perkapita untuk tingkat provinsi dan kabupaten atau kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli masyarakat ataun pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu Negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik Negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi

3.      Birokrasi Perijinan
Birokrasi perijinan merupakan factor yang sangat penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang dapat memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang panjangakan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang akan dapat membuka peluangoknuim aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka memperpendek investasi.

4.      Pengaruh nilai tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat/nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran,sisi permintaan dan sisi penawaran domestic. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mempengaruhi investasi melalui pengaruh negative nya pada absorbsi domestic atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestic masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengelauran atau alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengeluaran/expenditure switching akan perubahan tingkat kurs pada investasi relative tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestic akan menaikkan produk-produk import yang diukur dengan mata domestic dan dengan demikian akan meningkatka harg barang-barang yang diperdagangkan atau barang-barang ekspor atau (traded Goods) relative terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (traded Goods) relative terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non Tradded Goods) sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestic akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut

5.      Tingkat inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negative pada tingkat investasi, hal ini disebabkan karena tingkat investasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang investesi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relative. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan perintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.

REFERENSI :
  •  Raharda prathama.,Mandala manurung.2002.Pengantar Ilmu Ekonomi.jakarta: Penerbit fakultas Ekonomi Unviersitas zindonesia
  •   Lindapushyy.blogspot.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html/m=1   www.bimbingan.org/contoh-masalah-inflasi-di-indonesia-htm


2 komentar:

  1. Thanks ya, artikel sangat membantu dalam menyelesaikan tugas perkuliahan tentang inflasi dan pengangguran. Kunjungi juga ya MAKALAH INFLASI DAN PENGANGGURAN

    BalasHapus
  2. Inflasi terus menggerus! memang udah saatnya pinter-pinter deh atur duit.. Baca artikel ini agar terhindar dari inflasi.
    investasi yang aman dari inflasi

    BalasHapus